Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2009

Umur alam semesta

Secara ringkas, umur elemen kimia dapat diperkirakan berdasarkan uji radio aktif terhadap atom tersebut. Dan umum­nya dapat ditentukan dengan menggunakan uji contoh batu­batuan, yaitu dengan mengukur perubahan elemen berat seperti Rubidium Rb-87. Bila uji Rubidium ini diterapkan atas batuan yang tertua di bumi akan didapatkan bahwa batuan tertua ber­umur 3,8 miliar tahun. Jika diterapkan atas batuan tertua dari meteor akan didapatkan angka 4,56 miliar tahun. Kesimpulan ini membuktikan bahwa tata surya kita berumur sekitar 4,6 miliar tahun, dengan tingkat kesalahan 100 juta tahun. Sedikit berbeda, bila metode ini digunakan untuk mengukur gas di alam semesta maka akan menyebabkan tingkat variasi yang lebih lebar. Ilmuwan cukup puas mengetahui umur alam se­mesta sejak Dentuman Besar dengan perhitungan elemen kimia yaitu antara 11-18 miliar tahun. Mohamed Asadi dalam bukunya The Grand Unifying Theory of Everything mengatakan bahwa umur alam semesta, berdasarkan penyelidika

Shalat dengan perhitungan bilangan prima

Shalat dalam pengertian bahasa adalah doa, dan doa, menurut Nabi, seperti diriwayatkan oleh Turmudzi, adalah inti ibadah. Dalam al-Qur'an, perintah shalat (melaksanakan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam) selalu didahului oleh kata aqim atau aqimu. Kata aqima biasa diterjemahkan "mendirikan" . Terjemahan ini sebenarnya kurang tepat. Menurut al-Qurthubi dalam tafsirnya, aqimu terambil dari kata qama yang berarti "berdiri". Tetapi kata itu lebih tepat jika diartikan "bersinambung dan sempurna". Mak­nanya, melaksanakan dengan baik, khusyu' dan bersinambung sesuai dengan syarat-syaratnya. Sedangkan kata shatat sendiri mempunyai tiga makna. Pertama, berarti curahan rahmat bila pelakunya adalah Allah. Kedua, berarti permohonan ampunan bila pelakunya adalah para malaikat. Ketiga, berarti doa bila pelakunya adalah makhluk, seperti manusia. Shalat disebutkan, dengan berbagai macam derivasi (kata turunan)-nya, seban

Menghitung kecepatan cahaya menurut al-Qur'an

Tau g anda bahwa kecepatan cahaya yang dipopulerkan selama ini telah ditetapkan nilainya dari sebuah dokumen yang sangat kuno yaitu Al-Qur'an nul karim. Mungkin anda pernah tahu bahwa konstanta C (kecepatan cahaya) telah dihitung oleh berbagai institusi berikut: Us National Bureu of Standards C= 299792.4574 + 0.0011 km/det The British National Physical Laboratory C = 299792.4590 + 0.0008 Km/det Konferensi ke 17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar "1/299792458 detik" Perhitungan yang secara tepat yang dilakukan oleh seorang ahli fisika dari Mesir DR. Mansour Hassab El Naby berdasarkan ayat - ayat Al-Qur'an. "Dialah (Allah) yang menciptakan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya tempat-tempat bagi perjalanan bulan itu agar kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan(waktu)" (10:5) "Dialah (Allah) tang menciptakan siang malam, matahari dan bulan. Masing-masing beredar dalam daris edarnya"(21