Jalan Ruhani

Jalan ruhani adalah suatu kata kias yang biasa disebutkan oleh para penempuh jalan spiritual. Kata kias itu bisa mengarah ke atas seolah-olah Tuhan ada di atas, biasanya yang berparadigma ini menulis “Naik Tangga Spiritual”, ada juga yang menyebut “jalan yang lurus”. Akan tetapi, pada umumnya para Sufi meyakini bahwa Allah ada di dalam diri kita, adanya Allah di dalam diri ini tidak dimaksudkan seperti pada konsep ruang dan waktu yang berasumsi bahwa perjalanan adalah berangkat dari satu titik stasiun ke titik stasiun yang lain. Dekatnya Allah dengan diri kita tidak seperti dekatnya jarak ruang dan waktu. Allah adalah berbeda dengan mahluk-Nya, Allah terbebas dari dimensi ruang dan waktu.

Safar

Safar atau perjalanan spiritual (siyahah ruhaniah) adalah perjalanan rekreatif yang bersifat spiritual. Menurut Syaikh Muhyi ad din Ibn Arabi bahwa safar adalah ber-tawajuhnya hati kepada al Haqq dengan dzikir.

Safar dimulai ketika ketika hati berpaling kepada Allah dengan mengingat-Nya (dzikir). Safar arti sinonimnya adalah sayr wa suluk.

Salik

Salik adalah seorang pelancong, jamaknya salikun atau sang penempuh spiritual.

Tentang Uns

Uns arti harafiahnya adalah kedekatan, keakraban, atau sifat merasa selalu berteman, tidak pernah merasa sepi. Uns adalah keadaan jiwa dan seluruh ekspresi terpusat penuh pada satu titik centrum yaitu Allah, tidak ada yang dirasa, tidak ada yang diingat, dan tidak ada yang diharap kecuali Allah. Walaupun situasi atau keadaan uns itu mirip atau hampir sama dengan fana, tetapi kaum Sufi tidak menyebutnya fana, tetapi al Mahwu, yaitu sekedar pemusatan seluruh ekspresi secara utuh kepada satu arah. Kesenangan dan kegembiraan hati hamba karena tersingkap baginya kedekatan (qurb), keindahan dan kesempurnaan Allah SWT.

Uns merupakan keadaan spiritual ketika hati dipenuhi cinta dan keindahan, kelembutan, belas kasih serta pengampunan Allah. Contohnya, keindahan uns tidak dapat dilukiskan, seperti yang dialami oleh pendengar dalam konser spiritual (sama’) yang menyebabkannya mengalami kemabukan (wajd) ketika menemukan Allah.

Uns merupakan wasilah untuk memperoleh Qurb, jadi bukan qurb itu sendiri, sebab ia merupakan kesucian kalbu dari selain Allah SWT.

Bagaimana pendapat pakarnya?

Situasi Al Uns ini mirip dengan al Fana, menurut Dzun An-Nun, sekiranya orang memperoleh keadaan uns, kiranya dia dilemparkan ke neraka dia tidak akan merasakannya.

Menurut Al Junaid, apabila seseorang telah mencapai jiwa al Uns, andaikan tubuhnya ia ditusuk dengan pedang ia tidak akan merasakannya.

Demikian sekilas mengenai uns, selanjutnya mari kita masuk kepada pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut perjalanan spiritual dengan harapan kita tahu kapan kita akan memulainya dan kemana kita akan menuju. Insya Allah..

1. Apakah yang dimaksud perjalanan spiritual (syair wa suluk)?

Pencapaian seseorang dalam memahami esensi Allah dalam dirinya.

2. Dimana perjalanan spiritual dilakukan?

Di hati, di fisik, di pikiran?

Jawabannya di hati.

Pokok dari ajaran tarekat tasawuf adalah untuk men “ suci “ kan hati. Syarat penyucian hati yang per-tama adalah : Taubat secara Lahir dan Batin.

Taubat lahir berkaitan dengan : Perkataan, perbuatan, perasaan, menghindarkan diri dari dosa dan
memperbanyak kebaikan.

Taubat batin berkaitan erat dengan rohani, mengembalikan sikap rohani kita kepada tahap kesucian-nya yang semula, yaitu bersih tanpa noda dan tanpa dosa.

Keterkaitan antara rohani dengan jasad dan dunia akan melahirkan tenaga, baik yang positif maupun negatif. Tenaga negatif itu munculnya dari nafsu. Nafsu yang asalnya bersifat baik, kini sudah dikuasai oleh sifat-sifat buruk. Nafsu yang pada asalnya menghadap kepada Tuhan kini telah berpaling menghadap kepada yang bukan Tuhan.

Dasar dari taubat batin adalah membawa nafsu kembali keasalnya semula, yaitu mengarah kepada Tuhan. Rantai yang menyeret nafsu kearah yang salah harus segera diputuskan.

Tiga daerah nafsu yang perlu diketahui adalah : Ammarah, Lawwamah dan Mulhamah.

Rantai yang mengikat nafsu didalam daerah nafsu ammarah ini adalah nafsu yang paling kasar dan paling kuat. Pengikat nafsu di daerah ini adalah sifat-sifat yang tidak terpuji seperti :Sombong, Ujub, Riya dan Sama’ah.

Sifat-sifat tersebut membuat manusia merasa dirinya lebih baik, lebih mulia dan lebih cerdik dari pada orang lain. Suka menunjuk-nunjuk dirinya sendiri, suka dipuji-puji dan suka nama-nya menjadi terkenal.
Di daerah ini tidak ada nilai-nilai murni kemanusiaan dan tidak ada peraturan. Orang yang berada di-daerah ini sangat tamak akan harta. Tidak peduli dari mana sumber harta itu diperolehnya. Nafsu yang berada di-daerah ammarah ini suka : dengki, dendam, khianat dan berangan-angan.

Nafs Mulhalmah, dia menghadap kepada Tuhan dengan merendahkan diri dan berhajat kepada-Nya. Sifat merendah-kan diri yang sudah lahir dalam hati-nya akan membuat-nya tidak lagi suka meng-kritik orang lain secara sembarangan. Dia lebih memandang orang lain dengan pandangan simpati, bukan mengutuk.
Zikir-nya sudah masuk ke-dalam lubuk hati-nya yang paling dalam yang akan menguat-kan rasa ke-tergantungan-nya semata-mata hanya kepada Allah SWT saja.

Apabila keikhlasan ahli mulhamah ini sudah semakin bertambah kuat maka dia akan melakukan kebaikan bukan lagi karena ‘takut akan Allah’ akan tetapi semata-mata ha-nya‘karena Allah’ atau karena ingin mendapat-kan keridloan-Nya. Orang yang sudah berada pada tahap ini akan terus-me-nerus mentaati semua perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-nya, sekali-pun Tuhan tidak menjadikan Surga dan Neraka.

Keyakinan-nya hanya kepada Allah SWT semata-mata. Keyakinan-nya kepada Allah SWT sudah sangat mendalam, sebab itu dia sangat kuat melakukan tajrid, yaitu menyerahkan segala urusannya hanya kepada Allah SWT saja, tidak kepada yang lain. Dia telah berada pada tahap yang di-ridlo-i oleh Allah SWT.

89. 27. “Wahai jiwa yang tenang”.
89. 28. “Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

7 Titik lathifah

Konsep kedutan di 3 jari bawah pusar atau di tempat titik pusat tenaga dalam atau di tantien

Energi Murni manusia atau energi hawa murni atau energi murni tantien